LAPORAN LABA RUGI SYARIAH

Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lain seperti imbalan investasi (returm on investment) atau penghasilan per saham (earning per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. 

Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut:
  1. penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. 
  2. beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut kepada penanam modal. 
PENGHASILAN 
Definisi penghasilan (income) meliputi:
  1. pendapatan (revenues
  2. keuntungan (gains)
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan, jasa (fees), bagi hasil, deviden dan sewa. 

Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa. Keuntungan meliputi, misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aset tidak lancar. 

Definisi penghasilan juga mencakup keuntungan yang belum direalisasi, misalnya yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan (marketable) dan dari kenaikan jumlah aset jangka panjang. 

Kalau diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, keuntungan biasanya dicantumkan terpisah karena informasi mengenai pos tersebut berguna dalam pengembilan keputusan ekonomi. 

Keuntungan biasanya dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan beban yang bersangkutan. 

BEBAN
Definis beban mencakup:
  1. beban
  2. kerugian
Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa meliputi: beban pokok penjualan, gaji, dan penyusutan.

Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan dan aset tetap.

Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas entitas syariah yang biasa. 

Kerugian dapat timbul, misalnya dari bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang timbul dari pelepasan aset tidak lancar. 

Definisi beban juga mencakup kerugian yang belum direalisasi, misalnya: kerugian yang timbul dari pengaruh peningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya dengan pinjaman entitas syariah dalam mata uang tersebut. 

Kalau kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi. 

Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan.


Daftar Pustaka:
IAI. 2019. Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta : IAI.  





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah dan Perkembangan Audit Internal

Sampling

Penelahaan dan Tanggapan Laporan Audit