Penentuan Risiko


Penentuan risiko merupakan tanggungjawab yang tidak terpisahkan dan terus-menerus dari manajemen. Dikatakan  integral karena manajemen tidak dapat menetapkan tujuan dan dengan mudah mengansumsikan bahwa tujuan tersebut akan tercapai. Banyak hambatan yang muncul akan meng-halangi perjalanan mencapai tujuan.

Beberapa hambatan atau risiko akan datang. Sebagai contoh:
  1. Suatu hukum atau peraturan baru mengalihkan sumber daya dari  operasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
  2. Sebuah perusahaan pesaing memperkenalkan produk atau jasa     baru yang membutuhkan tindakan segera dan menciptakan tujuan  baru dengan menurunkan prioritas tujuan sebelumnya
  3. Sebuah terobosan teknologi membuat satu atau lebih tujuan menjadi usang
  4. Seorang manajer yang tidak kompeten mengabaikan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Tujuan penentuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam risiko yang ada serta prioritas, dan keterbatasan dari daftar risiko tersebut. Penentuan risiko merupakan   fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen, yang harus dilakukan secara terorganisasi dan berurutan. Jadi,proses penentuan risiko itu sendiri merupakan hal penting bagi audit.

Siapa yang Memanfaatkan Penentuan Risiko ?
Manajemen menggunakan penentuan risiko sebagai bagian dari proses untuk memastikan kesuksesan suatu entitas. Manajemen juga menggunakan penentuan risiko sebagai alat yang penting dalam merancang sistem-sistem baru.

Sistem baru tersebut, baik manual atau komputerisasi, dibuat untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Bagian penting dalam perancangan dan pengembangan proses adalah identifikasi dari semua kejadian dan tindakan yang mungkin mencegah sistem dari mencapai tujuannya.

Auditor internal terlibat dalam penentuan risiko sejak awal profesi berdiri. Kesalahan yang bisa terjadi dilakukan dengan pengidentifikasian kesalahan atau ketidakwajaran yang potensial merupakan persyaratan mutlak untuk menentukan prosedur  kontrol yang harus diterapkan.

Pada kebanyakan entitas, departemen audit internal akan menjadi pemain utama dalam penentuan risiko yang mengarahkan laporan tahunan manajemen untuk mengemukakan kondisi dan sistem kontrol.

Pekerjaan    auditor internal yang berkelanjutan harus dipertimbangkan dalam membuat laporan tersebut. Audit khusus mungkin dibutuhkan di beberapa entitas untuk memastikan bahwa kelemahan yang ditemukan selama tahun tersebut telah diperbaiki pada tanggal  laporan akhir tahun.

Memperluas Audit Berbasis Risiko
Para penulis merekomendasikan sebuah pendekatan yang mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan organisasi yang ditetapkan   dan kemudian menentukan risiko melalui identifikasi, pengukuran dan penempatan prioritas dan akhirnya melakukan manajemen risiko dengan cara:
a.   Mengendalikan dan menerima risiko
b.  Menghindari atau mendiversifikasi risiko
c.   Membagi & mentransfer bagian-bagian risiko ke unit-unitnya

Risiko Audit dan Komponen-komponennya pada Audit Laporan Keuangan
Pada tingkat laporan keuangan - risiko audit adalah “risiko bahwa auditor mungkin secara tidak sengaja gagal memodifikasi dengan layak pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji secara material”. Auditor diharap-kan untuk merencanakan audit sehingga risiko audit dibatasi pada apa yang dipertimbangkan auditor sebagai tingkat rendah.

Dalam menentukan risiko audit pada tingkat laporan keuangan, standar audit (AU 316) menyatakan bahwa seorang auditor harus mempertimbangkan karakteristik manajemen, karakteristik operasi dan industri serta karakteristik   penugasan.

Karakteristik Manajemen
a.   Kebijakan manajemen didominasi hanya satu orang
b.  Manajemen memiliki perilaku yang sangat agresif terhadap pelaporan keuangan
c.   Perputaran manajemen tinggi
d.  Manajemen yang sangat berlebihan dalam menekankan pencapaian proyeksi laba
e. Manajemen memiliki reputasi yang buruk dalam komunikasi bisnis

Karakteristik Operasi dan Industri
a. Profitabilitas entitas dibandingkan dengan industrinya ternyata tidak memadai atau tidak konsisiten
b. Hasil-hasil operasi entitas sensitif terhadap faktor-faktor ekonomi
c. Entitas berada pada industri yang menurun
d. Organisasi entitas bersifat desentralisasi tanpa pengawasan aktivitas yang memadai
e. Entitas diragukan kelangsungan hidupnya

Karakteristik Penugasan
a.    Terdapat banyak perdebatan dan/atau masalah-masalah akuntansi yang sulit
b. Terdapat tansaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam jumlah yang signifikan dan tidak biasa
c. Sebelumnya terdapat salah saji signifikan yang dideteksi selama audit atau tidak   tersedia data mengenai hal tersebut

Kesimpulan auditor mengenai risiko audit pada tingkat laporan akan berdampak pada: (1) penugasan staf, (2) pengawasan yang dibutuhkan, (3) keseluruhan strategi audit dan (4) tingkat skeptisme profesional.

Asersi adalah reprentasi manajemen yang terdapat dalam saldo akun, kelompok transaksi dan pengungkapan.

SAS memberikan contoh faktor-faktor berikut yang harus dipertimbangkan auditor dalam mengevaluasi risiko audit pada tingkat saldo atau kelompok transaksi:
  1. Dampak faktor-faktor risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan keuangan
  2. Masalah-masalah akuntansi yang rumit dan mengandung perdebatan
  3. Transaksi-transaksi yang sering terjadi atau susah untuk diaudit
  4. Salah saji signifikan yang mungkin terjadi, berdasarkan informasi yang diperoleh dari audit sebelumnya
  5. Kerentanan aktiva untuk disalahgunakan
  6. Kompetensi dan pengalaman karyawan yang memproses data mengenai ranvangan dan operasi kebijakan dan prosedur yang layak untuk membenarkan penetapan tersebut
Risiko Bawaan/ inheren 
adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan.

Risiko Kontrol
adalah risiko bahwa salah saji material yang terjadi pada suatu asersi tidak dapat  dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas.

Risiko Deteksi

adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah  saji material yang terdapat pada suatu asersi


Sumber: 

Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner. Sawyer's Internal Auditing: Audit Internal Sawyer. Jakarta: Salemba Empat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah dan Perkembangan Audit Internal

Sampling

Penelahaan dan Tanggapan Laporan Audit